Dulu sekali (tidak terasa sudah sangat lama), di Iran Corner UMY, kakak kelasku yang juga adalah seorang penulis, mungkin sudah banyak yang mengenal dia, Fahd Jibran, berkata bagaimana mungkin seorang penulis tidak mempunyai blog. Saat itu saya masih seorang mahasiswa semester awal yang mengikuti kelompok kecil pelatihan menulis yang diadakan oleh Mas Fahd. Saat itu masih sangat naif, saya bermimpi ingin menjadi penulis. Dalam pelatihan tersebut, saya belajar tentang segala macam tipe penulisan baik fiksi maupun non fiksi. Dan bagaimana setelah pelatihan? Tentu saja saya menulis, tetapi belum bisa dikatakan sebagai penulis. Beberapa kali saya menulis cerita fiksi dan artikel di buletin organisasi kampus serta beberapa naskah teater dan monolog untuk klub teater kampus saya sendiri tentu saja. Untuk non fiksi, hehe.. ditambah dengan kelas research paper PPB dan kelas analisa HI yang banyak membahas tentang jurnal, dan berbagai tulisan ilmiah lain, telah saya terapkan dalam menulis tugas-tugas kuliah, research paper, laporan magang dan tentu saja skripsi.
Bagaimana kabar blog? Memiliki blog adalah hal pertama yang disarankan oleh Fahd Jibran untuk menjadi seorang penulis. Apakah saya masih bermimpi untuk menjadi penulis. Iya, tentu saja, sambil terus meningkatkan kapasitas saya. Sementara waktu ini saya belum berani menulis karena saya belum banyak
membaca. Seorang penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Masih mengingat pesan Fahd Jibran, dia sedih dengan kenyataan bahwa dia lebih mengenal Soekarno daripada kakek kandungnya sendiri. Hal tersebut dikarenakan Soekarno menulis dan kakeknya tidak. Tulisan seseorang yang ahirnya mengabadikan hasil pemikiran orang yang bersangkutan. Jadi menulislah bagi yang tidak mau dilupakan sejarah. Sejak kelas menulis itu saya telah beberapa kali membuat blog, namun beberapa kali juga punah karena tidak pernah terisi. :p
Beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja saya menemukan blog seorang sahabat. Saya mendapati bahwa tulisan sahabat saya tersebut cukup bermutu. :) Jujur saja saya iri membaca tulisan-tulisannya. Teringat beberapa tahun lalu, saat itu saya meminta sahabat saya (sebut saja Bunga) untuk mereview tulisan saya, sebuah naskah monolog untuk pertunjukan klub teater saya dalam lomba monolog di dinas pariwisata Yogya (kalau tidak salah). Dia berkata bahwa dia baru menyadari bahwa dia memiliki sahabat dengan kemampuan menulis handal, mirip tulisan Dewi Lestari. haha. Mungkin saat itu Bunga sedang dalam keadaan mabuk atau khilaf. Tetapi memang perkataannya sedikit membuat saya besar kepala. Bunga adalah orang yang jujur. Kecuali dia dalam keadaan tidak sadar, maka hal yang dikatakannya adalah benar adanya. Naskah tersebut tidak jadi saya pentaskan karena saat itu saya harus magang di Jakarta. Namun demikian, beberapa waktu kemudian saya menulis naskah monolog lagi untuk diperankan oleh orang lain. Pertunjukan sukses dan banyak yang menanyakan siapa penulis naskahnya, ceritanya bagus sekali. hahahaha. keren kan.
Saat saya memberitahu bahwa tulisan di blog sahabat saya tersebut mengesankan, dia bilang bahwa dia kangen dengan cerpen-cerpen saya. Iya, hal tersebut salah satu yang memotivasi saya untuk membuat blog lagi. Selain itu saya juga ingin mengembangkan diri, move on ke non fiksi, menulis tentang bidang ilmu saya, saya memiliki obsesi untuk menjadi ekspert di bidang ilmu saya, dan tentu saja, saya tidak ingin dilupakan sejarah.
Semoga ya, blog ini tidak punah seperti blog-blog saya sebelumnya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar