Jumat, 06 Oktober 2017

Motivation of Movement


Paragraf2 awal dari postingan asli saya hapus karena berbagai pertimbangan.

....  juga tentang rational choice. Pandangan ini memiliki kelemahan yaitu bahwa manusia memiliki keterbatasan rasional. Manusia memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi untuk menentukan apa yang benar-benar dia butuhkan. Saya merasa terbatas sekali. 

Saya kemudian teringat perbincangan saya dengan tante saya di rumah joglo nenek beberapa tahun lalu. Perbincangan itu pun saya tulis dalam salah satu postingan blog ini.  Perbincangan tentang tujuan hidup. Pas banget dulu saya baru menonton film Frankenstein, manusia buatan yang tidak tau tujuan hidupnya. Waktu itu tujuan hidup saya hanya satu, yaitu karir impian. Tante saya yang sangat bertaqwa mengatakan bahwa tujuan hidup manusia cuma satu. "Wah, pas banget seperti saya," pikir saya. Tante saya melanjutkan bahwa tujuan hidup yang satu tadi adalah: Mencari ridho Allah. Apapun yang kita lakukan, bila tidak mendapat ridho Allah, hidup kita pasti tidak tenteram.

Mungkin saya merasa bingung, sedih, menangis, karena saya belakangan bertindak bertentangan dengan mencari ridho Allah. Akhirnya saya menyimpulkan, kebutuhan dlm rational choice tadi adalah kebutuhan akan ridho Allah. Tentang ke depan, bagaimana saya bertindak bersama dengan orang terdekat dalam hidup saya, saya dasarkan atas mencari ridho Allah. Kemudian saya tidak bingung lagi.

Saya membasuh muka dan mata saya yang sembab. Saya minum air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat menangis. Saya menyalakan laptop, menulis ini, saya akan pergi tidur, karena besok saya memiliki pekerjaan yang harus saya selesaikan. Saya harus profesional dalam menjalani hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar