Jumat, 18 November 2016

Not a Big Deal

Pernah mengalami masa di mana saya menginginkan sesuatu sebegitu hebatnya dan meminta dengan sungguh pada Tuhan. Saya meminta dan memaksa. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana hidup saya bila keinginan saya tersebut tidak dikabulkan. Rasanya seperti jatuh ke jurang yang dalam, mencekam, gelap gulita, hampir tak berujung, dan tidak tau apa yang menanti saya di bawah sana. Itulah kenapa saya memaksa Tuhan untuk mengabulkan doa saya karena saya tidak dapat membayangkan kacaunya hidup saya bila doa tersebut tidak terkabulkan.

Dalam salah satu masa penuh usaha dan penuh harap, ibu saya yang sangat saya sayangi bermimpi bahwa sandal saya hilang. Ibu saya berpikir mungkin ini pertanda bahwa saya tidak berhasil mendapat apa yang saya perjuangkan pada saat itu. Ternyata benar saja, saya memang tidak mendapatkannya.

Setelah dari pagi sampai malam beraktivitas, saya baru ingat bahwa tadi malam saya bermimpi mengikuti suatu beauty pageant. Saya mempersiapkan diri dengan baik. Mempelajari materi dengan baik, make up wajah dan rambut bagus, serta baju yang saya gunakan sudah sempurna. Namun demikian, saya kesulitan menemukan sandal saya, padahal saya ingat betul saya sudah membeli sandal yang sangat indah, heel 14 cm sesuai yang disyaratkan. Saya mencari di penjuru rumah. Saya hanya menemukan 1 sisi sandal, itu pun bukan yang saya maksudkan, kondisinya sudah jelek. Di tempat lain juga, saya hanya menemukan satu sisi sandal yang tidak saya inginkan. Kemudian di rak sepatu, saya menemukan wedges saya, lengkap sepasang, namun bukan wedges yang harusnya dipakai untuk beauty peagant. Wedges itu sangat bagus dan kondisinya juga layak, namun bukan itu yang saya cari. Mimpi saya cuma sampai di situ.

Kemudian saya berpikir, apakah mimpi itu sama dengan mimpi ibu saya yang merupakan pertanda saya akan kehilangan apa yang saya perjuangkan? Hal tersebut sepenuhnya hak mutlak dan misteri dari pemberi hidup. Namun demikian, apabila memang iya, kondisi saya sudah jauh berbeda dengan dulu. Apakah hidup saya hancur ketika saya tidak mendapatkan yang saya upayakan dulu? Ternyata tidak. Saya masih hidup sehat wal afiat, berkecukupan, layak, dan cantik. Ternyata terjun ke jurang yang menakutkan, gelap gulita, tidak tau apa yang menanti saya di bawah sana tidak seburuk yang saya bayangkan. Ternyata di dasar jurang yang gelap itu terdapat matras dan hal-hal yang menyenangkan seperti permen.

    Meminjam poster publikasi yang mirip dengan bayangan saya



Tidak mendapatkan hal yang kita upayakan itu bukanlah masalah besar bagi hidup kita. Apabila mimpi saya tadi toh ternyata pertanda untuk kehilangan suatu yang diharapkan, itu adalah hal yang harus diikhlaskan. It's not a big deal. Sesuai dengan fitrah saya sebagai manusia, saya hanya bertugas menjalani skenario yang telah dituliskan oleh Tuhan. Apapun yang digariskan untuk saya, sudah sebaiknya untuk diterima dan dijalani. Dengan demikian, kehidupan akan terasa menyenangkan karena selalu bersyukur. Menjalani hidup yang nerimo dan menikmati apapun yang diberikan untuk saya. Usaha sekuat tenaga sudah pasti, namun apapun yang diberikan pada saya sudah saya ikhlaskan dan pasrahkan pada Tuhan. Saya percaya apapun yang kita anggap sebagai suatu masalah sebenarnya bukanlah hal besar dalam hidup bila kita ikhlas. Bila takut akan jurang yang curam dan gelap gulita, yakinlah, di bawah sana ada matras yang mengamankan kita dan snack-snack yang menyenangkan kita. Hidup kita akan tetap baik-baik saja.

Malang, 18 November 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar